Bisnis Kita Semua

Photobucket

Minggu, 20 Januari 2013

Hal - Hal Penyebab Bayi Diare

Diare memang sering menyerang anak bayi dan tidak memandang usia. Usia bayi yang rentan terkena diare adalah 12 hingga 24 bulan. Bayi diare adalah hal yang wajar karena pencernaannya memang sedang beradaptasi dengan berbagai makanan dan minuman yang masuk. Oleh sebab itu, makanan dan minuman bisa menjadi salah satu penyebab diare.
Makanan yang terlalu asam, terlalu manis atau asin bisa menyebabkan anak bayi terkena diare. Selain itu, bisa saja anak memang memiliki alergi terhadap makanan tertentu seperti telur dan ikan. Penyebab bayi diare juga karena infeksi virus dan bakteri. Virus yang sering menjadi penyebab diare bernama Rotavirus. Biasanya Rotavirus menyerang anak bayi usia 6 bulan hingga 1 tahun. Sedangkan bakteri yang menyebabkan diare seperti vibrio cholera, salmonella dan sebagainya. Virus dan bakteri ini ditularkan bisa melalui udara, air atau makanan dan minuman.

 Pemberian obat kimia dan obat antibiotik juga bisa menyebabkan diare. Antibiotik biasanya diberikan saat anak sedang dalam masa penyembuhan suatu penyakit. Antibiotik ini malahan bisa ikut membunuh bakteri baik yang hidup dalam pencernaan. Akibatnya terjadilah diare. Penyebab bayi diare lainnya berkaitan dengan laktosa yang terkandung di dalam susu. Anak bayi yang mengonsumsi susu formula secara berlebihan bisa terkena diare.

Bayi membutuhkan laktose yakni suatu enzim yang digunakan untuk mencerna laktosa. Jika bayi tidak bisa memproduksi enzim laktose dalam jumlah yang cukup maka bayi tidak bisa mentoleransi makanan yang mengandung laktosa dan kemudian mengalami diare. Faktor lingkungan juga dapat menjadi penyebab bayi diare. Kondisi kamar bayi dan rumah harus bersih. Begitupula dengan kualitas dari air yang akan dikonsumsi bayi harus terjamin kebersihannya. Segala sesuatu yang dipegang dan bahkan yang akan masuk ke dalam mulut bayi tidak boleh kotor. Sebut saja botol susu bayi yang tidak bersih maka akan mudah tercemar oleh kuman dan berpotensi menyebabkan diare. Selain lingkungan, kekurangan gizi juga bisa menjadi faktor lainnya. Anak bayi yang kurang gizi akan mudah mengalami dehidrasi dan tidak mampu untuk melawan kuman penyakit diare.

Kamis, 17 Januari 2013

Mengatasi Biang keringet Dengan Resep Tradisional

Biang keringat memang bukan penyakit yang serius apalagi berbahaya, tetapi bagi penderitanya akan terasa sangat tidak nyaman. Biang keringat merupakan penyakit kulit yang sangat sering terjadi ketika udara panas dan lembab, dan bisa menimpa siapa saja tetapi yang paling sering adalah bayi dan anak-anak. Tentu kita merasa sedih dan iba saat melihat bayi biang keringat. Pada dahi, dada, punggung, dan lehernya dipenuhi bintik-bintik merah dan putih yang terasa sangat gatal terutama saat bayi berkeringat banyak kerena udara yang panas. Bayi biang keringat bisa bertambah parah jika orang tua tidak telaten menjaga kebersihan buah hatinya, padahal salah satu pencegahan dan pengobatan biang keringat adalah menjaga kebersihan. Ada beberapa obat biang keringat baik kimia maupun tradisional yang dikenal di masyarakat. Untuk obat biang keringat kimia bisa menggunakan bedak salisil atau bedak yang mengandung mint, karena mint bersifat sejuk sehingga dapat mendinginkan kulit. Bedak ini sangat mudah didapatkan di apotek-apotek atau di warung dengan harga terjangkau. Namun untuk bayi dan anak-anak sebaiknya menggunakan obat biang keringat yang tradisional saja supaya lebih aman untuk kulitmya.

Beberapa obat tradisional tersebut adalah:

  • 1. Tepung tapioka atau kanji. Tepung ini bersifat ingin sehingga dapat mendinginkan kulit dengan cepat. Caranya kulit yang akan diberi bedak tepung dibersihkan dulu jika perlu mandi, lalu dikeringkan. Setelah itu baru diberi tepung kanji yang dicampur air, serta usahakan untuk tidak berkeringat selama diberi bedak.
  • 2. Daun Tembelekan yang memiliki nama latin Lantana camara Linn. Tanaman ini tumbuh liar dengan tinggi 0,5-4 meter, batangnya berkayu, bentuk ranting segi empat, berbulu, dan berduri. Daunnya bersifat pahit, sejuk, agak berbau, mangandung sedikit racun yang berkhasiat mengurangi gatal-gatal. Caranya daun sebanyak satu genggam direbus dengan 3 gelas air selama 15 menit, setelah air rebusan menjadi hangat digunakan untuk membasuh bagian yang gatal.
  • 3. Daun Krokot yang memiliki nama latin Portulaca oleracea Linn . Tanaman ini merupakan tanaman liar yang banyak tumbuh di halaman. Daunnya kecil dan agak tebal karena banyak mengandung air, sifatnya dingin. Caranya adalah satu genggam daun krokot direbus dengan 3 gelas air, sampai tersisa 1,5 gelas. Lalu minum setelah air dingin. 
  • 4. Tumbuk 1 ons kacang hijau hingga halus, lalu seduh dengan air panas. Setelah dingin baru ramuan diminum. 
  • 5. Haluskan buah timun dengan blender atau parut lalu oleskan pada kulit yang terkena biang keringat. Timun ini bisa juga digunakan sebagai obat biang keringat bersama-sama dengan bedak dingin. Resep obat tradisional untuk penyakit biang keringat di atas cukup mudah untuk dipraktikkan, bahannya pun tidak mahal bahkan Anda bisa mendapatkannya tanpa harus mengeluarkan uang. Hanya butuh kesabaran dan ketelatenan, selamat mencoba.

Manfaat Bawang Merah dan Bawang Putih Untuk Bayi dan Balita

Bawang merah dan bawang putih merupakan tanaman yang sering dijadikan sebagai ramuan tradisional untuk mengatasi berbagai penyakit. Selain itu ramuan tradisional ini telah digunakan secara turun menurun dalam perawatan bayi. 

Manfaat bawang merah dan manfaat bawang putih sangatlah banyak. Hal tersebut dapat diketahui dari kandungan zat yang ada dalam bawang putih dan bawang merah. Bawang putih sendiri mengandung beberapa zat positif seperti kalsium, saltivin, sulfur, fosfor, zat besi, protein, vitamin A, vitamin B, dan vitamin C. Manfaat bawang putih untuk bayi diantaranya: Melancarkan peredaran darah bayi karena mengandung zat anti kolesterol. Mengandung vitamin A sehingga sangat baik untuk perkembangan organ mata bayi. Dapat berperan sebagai antibakteri dan antibiotik, sehingga meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Kandungan sulfur dalam bakteri dapat membunuh virus penyebab flu dan batuk. Membantu kerja usus bayi sehingga metabolisme pencernaan dalam lambung menjadi lancar dan kesehatan lambung dapat terjaga. Parutan bawang putih dapat mengatasi berbagai gangguan kulit seperti luka, iritasi, memar, dan penyakit herpes (karena bawang putih dapat membunuh virus herpes). Beberapa manfaat bawang putih tersebut dapat menjadi pertimbangan ibu untuk mulai mengenalkan bawang putih pada pada bayi yang sudah mulai mendapat asupan makanan. Untuk memperoleh manfaat bawang putih tersebut ibu dapat menambahkan sedikit bawang putih pada bubur bayi atau makanan lain yang dikonsumsi bayi. 

Sedangkan bawang merah memiliki kandungan zat seperti fosfor, niacin, vitamin C, Sulfur, kalsium, enzim alinase, minyak atsiri, asam fenol, dan pektin. Zat-zat tersebut dapat memberikan manfaat positif bagi bayi. Manfaat bawang merah untuk bayi: Parutan bawang merah dapat menurunkan demam pada bayi. Parutan bawang merah tersebut dicampur dengan minyak zaitun dan minyak telon, lalu oleskan pada seluruh permukaan tubuh bayi yang terkena demam. Dapat mengatasi perut kembung dan masuk angin pada bayi dengan cara mengoleskan bawang merah yang telah dihaluskan pada perut bayi. Kandungan minyak atsiri dalam bawang merah dapat berperan sebagi antibakteri dan antiseptik. Bawang merah dapat melancarkan sirkulasi darah pada tubuh bayi. Dapat mengatasi berbagai penyakit yang sering menimpa bayi seperti batuk, pilek, dan cacingan. Setelah diketahui manfaat bawang merah dan bawang putih yang sangat positif bagi bayi, maka tidak ada salahnya bagi ibu mencoba beralih ke ramuan tradisional untuk perawatan bayinya.

Minggu, 13 Januari 2013

Tips Mengatasi Anak Susah Makan


Masalah anak susah makan kebanyakan dialami oleh ibu yg bekerja di luar rumah. Karenanya meskipun bekerja diluar rumah ,seyogyanya orang tua tetap mengetahui perkembangan makan anak sehari-hari. Yang penting supaya gizi anak seibang orang tua perlu tahu berapa jumlah makanan sehari-hari yg harus diberikan keada anak balitanya. Untuk membantu mengatasi anak susah makan orang tua perlu melakukan beberapa hal:
  1. Pemberian makan sesuai umur. Setelah usia 4 bulan mulai diberi makanan pendamping(bubur susu),usia 6 bln nasi tim,usia 8 bln-1 thn mulai makanan dicincang,setelah 1 thn dpt dikenalkan makanan keluarga. Karena jika tdk mulai dikenalkan anak akan susah makan.
  2. Jangan memberi porsi susu berlebihan. Hal ini akan menyebabkan anak kenyang sehingga susah makan.
  3. Berikan makanan selingan namun jangan berlebihan. Diberikan diantara jam makan anak.makanan jangan manis-manis atau asin karena akan mengurangi selera makan anak.
  4. Agar nafsu makan anak bertambah usahakan suasana makan yang nyaman.Ajak si kecil makan dengan penuh kasih sayang.
  5. Jika anak masih susah makan periksakan ke dokter mungkin ada kelainan dalam organ tubuh. Jika tidak ada kelainan mintalah vitamin untuk merangsang nafsu makannya
  6. Disiplin dengan waktu makan anak. Karena kalau sudah melewati waktu makan anak tidak merasa lapar lagi.
Pesan untuk ibu bekerja:
  1. Persiapkan makanan yang akan diberikan untuk balita anda.
  2. Pada jam makan cek kegiatan makan balita anda.
  3. Timbang berat badannya untuk memastikan balita anda kecukupan gizi.
  4. Selagi bisa (ada waktu)dengan si kecil kerjakan sendiri segala hal yang berhubungan dengan si kecil.
  5. Adakan waktu rekreasi dengan si kecil, agar punya wawasan dan merasakan kebersamaan dengan keluarganya.

Cara Mendidik Anak Hidup Bersih


MENGAJARKAN anak untuk hidup sehat harus ditanamkan sejak dini. Kebiasaan hidup sehat ini akan membuat generasi penerus bangsa tetap sehat.

Berikut ini cara mendidik anak hidup bersih:

1. Sebelum orangtua memberikan pengertian tentang kebersihan, terlebih dahulu orangtua menyelenggarakan atau menyediakan beberapa fasilitas yang serba bersih.

2. Kemudian di kamar mandi atau WC, singkirkan barang-barang yang tak berguna seperti rendaman pakaian dan handuk yang bergantungan, semuanya ini menjadikan tak nyaman.

3. Kamar tidur adalah bagian yang tak kalah penting harus bersih. Hindari menyimpan barang atau perabot di bawah tempat tidur yang bisa menjadi sarang nyamuk.

4. Letakkan tempat sampah di dapur, meja belajar, kamar, dan halaman rumah.

5. Selalu sediakan plastik hitam kecil di tas sekolah anak, tas jinjing ibu atau ransel kantor ayah untuk menjadi “penampungan sementara” sampah dari bungkus permen, tisu, atau sampah kecil lainnya saat bepergian.

6. Jangan lupa, siapkan tong sampah mungil di mobil. Bila ruang mobil terbatas, tong sampah bisa digantikan dengan plastik jinjing berukuran sedang.

7. Biasakan mencuci tangan dan kaki setiap datang dari bepergian, mau tidur, bangun tidur, habis bermain dan mau makan selalu mencuci tangan terlebih dahulu.

8. Menyikat gigi. Hal ini agar gigi selalu bersih dengan cara menyikatnya. Paling sedikit dua kali, setiap akan mandi dan akan tidur.

Apakah Pola Makan Mempengaruhi ASI


Apa yang Ibu makan akan mempengaruhi ASI   
Makanan Ibu bisa mempengaruhi bayi lewat pemberian ASI (terutama pada rasa ASI). Hindari makanan berbumbu tajam atau pedas juga kafein karena bisa menjadi stimulan bagi bayi seperti kembung, diare, alergi atau masalah lain.
Makanan yang mungkin perlu Ibu hindari 

Berikut adalah jenis makanan/minuman yang dapat mempengaruhi bayi melalui ASI: 
  • Makanan pedas dan berbumbu tajam dapat menimbulkan gangguan pencernaan.
  • Kafein yang ada dalam minuman Ibu, bukan hanya membuat Ibu terjaga tapi juga membuat bayi sulit tidur sehingga waktu istirahat Ibu pun berkurang Padahal Ibu butuh istirahat untuk kembali mengurus bayi esok harinya.
  • Produk olahan susu, bawang bombay, kubis mungkin membuat bayi Ibu kembung dan kolik.  
      
Apakah bayi Ibu alergi terhadap sesuatu yang baru Ibu makan? 

Bila bayi Ibu mengalami gangguan pencernaan atau ruam setelah disusui, ia mungkin alergi terhadap sesuatu yang baru Ibu makan. Susu sapi, kacang, gandum, ikan dan telur adalah beberapa makanan yang dapat menyebabkan reaksi alergi. 
Jika itu terjadi, untuk sementara hindari makanan atau minuman yang menurut Ibu menyebabkan alergi. Coba lagi lain hari dan lihat apakah ada reaksi. Kecuali ada riwayat alergi dalam keluarga dari makanan tertentu, hindari sama sekali makanan tersebut. Buat catatan harian tentang makanan yang Ibu konsumsi untuk memudahkan dalam melacak bagaimana respons bayi mereka setelah disusui. 

Cara Memerah Asi dan Menyimpan Asi Perah

Memerah ASI biasanya dilakukan ketika Ibu tidak dapat menyusui secara langsung. Misalnya, karena sakit, perlu istirahat atau karena bayi sudah diberi MPASI. Bisa juga karena Ibu tidak dapat bersama bayi Ibu dikarenakan harus pergi (misalnya bekerja di kantor, ke luar kota), tapi tetap menginginkan agar bayi Ibu mendapatkan gizi terbaik. Memerah ASI juga membantu mendekatkan suami Ibu dengan bayi Ibu. Karena dia dapat ikut terlibat dalam memberikan ASI bagi si Kecil menggunakan botol.

Memerah ASI dengan Tangan
  • Cuci tangan dengan air dan sabun, lalu bersihkan puting susu dengan memerah sedikit ASI, dan menoleskannya pada puting dan areola. ASI mengandung zat anti bakteri yang akan membunuh kuman pada payudara dan puting. Usahakan untuk rileks dan nyaman, karena kondisi psikologis ibu berpengaruh terhadap produksi ASI.
  • Topang payudara Ibu dengan sebelah tangan lalu urut dari bagian atas payudara menuju puting. Urut menyeluruh, termasuk bagian bawahnya. Lakukan dengan lembut.
  • Sekarang, tekan perlahan-lahan pada area di belakang areola (kulit gelap yang mengitari puting) dengan ibu jari dan telunjuk.
  • Pencet kedua jari bersamaan, lalu tekan ke arah pucuk puting untuk mengeluarkan ASI Ibu. Berhati-hatilah, ASI bisa memancar ke segala arah.
  • Ulangi secara teratur sehingga ASI telah keluar semua.
  • Cara memerah yang benar akan mampu mengosongkan payudara dan meningkatkan produksi ASI. Payudara kosong akan mengirim sinyal ke otak agar memerintahkan tubuh untuk memproduksi air susu. Dengan begitu, produksi susu akan lancar.
  • Letakkan cangkir bermulut lebar yang sudah disterilkan di bawah payudara yang diperah.

Saat memerah ASI dengan tangan, hindari hal-hal di bawah ini:
  • Menekan/ memencet payudara, karena dapat mengakibatkan payudara terluka.
  • Menarik-narik puting, karena dapat merusak lapisan lemak pada aerola (bagian kecoklatan pada payudara)
  • Menekan dan mendorong payudara, karena dapat mengakibatkan kulit payudara memar dan memerah.

Tips agar ASI mudah dikeluarkan:
  • Memijat payudara mulai dari bagian atas dengan gerakan memutar dan menekan lembut ke arah dada.
  • Menekan lembut daerah payudara dari bagian atas hingga sekitar puting menggunakan jari dengan gerakan seperti menggelitik.
  • Mengguncang lembut payudara dengan arah memutar untuk membantu keluarnya ASI.

Memerah ASI dengan pompa elektrik
Dengan pompa ASI, Ibu bisa memerah dengan lebih cepat dan mudah dibanding menggunakan tangan.
  • Pilih pompa yang bentuknya sederhana , sehingga mudah digunakan dan mudah dibersihkan.
  • Pastikan pompa sudah disterilkan sebelum dipakai.
  • Sesuaikan isapan pompa dengan kenyamanan Anda (pegangannya dan besar pompa).
  • Kendurkan otot dan saluran ASI di payudara Ibu dengan menaruh handuk hangat di atas payudara, pijat payudara dengan lembut.
  • Lamanya memompa ASI sangan bergantung pada pompa yang digunakan. Pemerahan ASI bisa perlu waktu 15 - 45 menit dan tidak menyebabkan rasa sakit.


Menyimpan ASI Perah
ASI yang telah diperah dapat disimpan sampai waktu tertentu. Jika cara penyimpanannya benar, ASI tidak akan basi dan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Jadi kenapa ragu untuk memerah dan menyimpan ASI? Yuk simak bagaimana caranya menyimpan ASI perah dengan benar.

Berapa lama ASI peras dapat disimpan? Inilah kisaran waktu penyimpanan ASI tanpa membuatnya menjadi rusak atau basi menurut Organisasi Laktasi Internasional:

  • Suhu ruang (suhu 19 – 22 °C ) : Lama penyimpanan 4 sampai 10 jam.
  • Kulkas bawah ( dsuhu 0 – 4 °C) : Lama penyimpanan 2 sampai 3 hari.
  • Freezer kulkas berpintu satu (suhu variatif < 4°C ) : Lama penyimpanan bisa sampai 2 minggu.
  • Freezer pd kulkas berpintu dua (suhu variatif < 4 °C ): Lama penyimpanan 3 sampai 4 bulan.
  • Freezer khusus ( suhu -19 °C) : 6 bulan atau lebih

Cara Menyimpan ASI perah
ASI yang telah diperah bisa disimpan di lemari es bawah atau di bagian freezer. Penting untuk diingat, sekali dihangatkan, semua ASI yang tersisa harus dibuang. Jadi sebaiknya simpan ASI dalam jumlah sekali minum (± 60 s/d 125 ml). Perhatikan juga wadah yang digunakan untuk menampung ASI, sebaiknya terbuat dari bahan yang mudah disterilkan, seperti botol bertutup rapat yang terbuat dari plastik atau gelas yang tahan panas.

  • Taruh ASI dalam kantung plastik atau wadah plastik untuk makanan atau yang bisa dimasukkan dalam microwave, wadah melamin, gelas, cangkir keramik yang aman digunakan (bebas dari zat-zat kimia berbahaya). Hindari gelas plastik minuman kemasan atau styrofoam.
  • Penting untuk memberi tanggal dan jam pada masing-masing wadah.
  • Dinginkan dalam refrigerator (kulkas) atau freezer. Jangan lupa untuk mengecek tanggal dan jam yang tertera agar tahu dengan pasti sudah berapa lama ASI disimpan dan mencegah ASI rusak atau basi.

Cara memberikan ASI perah yang telah disimpan:
  • Berikan ASI yang disimpan berdasarkan waktu pemerahan ASI (sesuai tanggal yang tercatat, ASI pertama diperah harus diberikan lebih dulu).
  • Hangatkan ASI yang disimpan di kulkas dengan meletakkan botol di wadah berisi air hangat selama 15 menit, sambil dikocok perlahan.
  • ASI yang dibekukan dalam freezer harus dipindahkan ke kulkas semalam sebelumnya, setengah jam sebelum waktu menyusui, hangatkan di dalam wadah berisi air hangat. Periksa suhu ASI sebelum diminumkan kepada bayi Ibu dengan cara meneteskannya ke punggung tangan. Setelah dicairkan, berikan ASI sesegera mungkin.

Perlu diingat, jangan melelehkan atau menghangatkan ASI di microwave karena banyak zat-zat penting dalam ASI akan hancur. Selain itu, panas yang ditimbulkan dari microwave tidak rata, sehingga dikhawatirkan akan berbahaya bagi bayi karena terlalu panas.