Bisnis Kita Semua

Photobucket

Minggu, 13 Januari 2013

Kendala Menyusui


Puting nyeri, pecah-pecah atau berdarah  

Puting nyeri, pecah-pecah atau berdarah biasanya adalah tanda bahwa bayi Ibu tidak minum ASI dengan benar atau tidak diposisikan dengan benar saat minum ASI, atau karena Ibu menggunakan pompa payudara secara keliru. Bidan atau dokter dapat membantu Ibu tentang teknik menyusui

Saluran tersumbat 

Ada dua jenis penyumbatan saluran.

  • ik putih kecil di ujung puting: biasanya Ibu dapat membuangnya dengan kuku yang bersih saat kulit payudara Ibu melembek sehabis menyusui.

  • Benjol nyeri di payudara dengan radang kulit di sekelilingnya. Penyumbatan jenis ini bisa jadi merupakan tanda awal mastitis

Jika ada peradangan di payudara, segera konsultasikan dengan dokter agar mastitis tidak menyebar. 

Sementara itu:

  • Susui sesering mungkin untuk mengosongkan ASI yang berlebih.
  • Pastikan bayi Ibu minum ASI di payudara Ibu dengan benar. Susui bayi di payudara bergantian, agar kedua payudara kosong.
  • Ibu dapat menggunakan pompa untuk mengosongkan payudara setelah menyusui dan minumlah ibuprofen untuk mengurangi nyerinya. Urut payudara Ibu dengan lembut atau coba konpress dengan air hangat.

Kandida  

Kandida adalah infeksi jamur yang dapat dialami bayi pada alat kelamin dan mulutnya. Infeksi ini juga dapat menyebar ke payudara selama Ibu minum ASIi. Jika bayi Ibu mengalami kandida, akan terlihat bintik-bintik putih di mulutnya dan pada payudara Ibu . Bintik-bintik itu tebal, gatal dan payudara terasa nyeri.

Jika Ibu curiga Ibu atau bayi mengalami kandida, segera konsultasikan ke dokter. Ibu dan bayi perlu dirawat bersamaan untuk mencegah infeksi ulang. Selama itu Ibu masih tetap bisa menyusui, meski mungkin terasa sedikit nyeri! 

Payudara bengkak

Dua atau tiga hari setelah melahirkan, payudara Ibu mungkin menjadi penuh, empuk dan menggembung, dengan puting pipih. Pembengkakan ini bahkan bisa menyebar ke bawah ketiak dan Ibu merasa sedikit demam. Rasanya mungkin sakit, tetapi tidak berbahaya dan cepat hilang. 

Untuk meredakan gejala ini, kompres dengan kain flanel hangat dan shower air hanya untuk mengurangi sakitnya. Selain itu, relaksasikan payudara Ibu saat tidak sedang menyusui. 

Payudara ’bocor’

Payudara Ibu bisa bocor jika penuh dengan ASI, atau jika refleks ‘let down’ Ibu terpicu. Biasanya payudara hanya mengeluarkan ASI jika bayi menyedotnya, tetapi kadang-kadang dengan mendengar tangisan bayi saja payudara Ibu akan ‘let down’ (mengalirkan) ASI-nya! 

Semakin teratur Ibu menyusui, semakin kecil kemungkinan payudara Ibu untuk bocor. Kebanyakan ibu mengenakan penyerap ASI (breast pad) di dalam bra untuk jaga-jaga jika terjadi kebocoran. Kemungkinan masalah ini akan hilang nyaris sepenuhnya setelah tujuh hingga sepuluh minggu menyusui.  

Masalah seputar ASI Ibu

ASI terlalu sedikit

Semakin banyak ASI yang dikonsumsi bayi, semakin banyak pula yang dihasilkan tubuh Ibu . Jadi, terlalu sedikit ASI bisa jadi merupakan tanda bahwa bayi Ibu tidak minum ASI dengan benar sehingga produksi ASI oleh tubuh juga berkurang. Jika Ibu cemas bayi Ibu tidak mendapatkan cukup susu , bicaralah dengan bidan atau dokter Ibu.

ASI terlalu banyak

Produksi ASI yang terlalu banyak wajar selama beberapa hari pertama. Pada awalnya, tubuh memang memproduksi ASI dalam jumlah banyak untuk mengimbangi tingginya frekuensi menyusui.

Produksi ASI ini akan menjadi teratur setelah bayi minum ASI dengan benar. Jika bayi tidak minum ASI dengan benar, maka keteraturan produksi ini tidak terjadi. Akibatnya, Ibu akan terus memproduksi ASI berlebih, terutama karena bayi perlu minum ASI lebih sering. Jadi pastikan bayi Ibu minum ASI dengan benar. ASI berlebih bisa juga disebabkan oleh refleks 'let down' yang terlalu aktif atau ketidakseimbangan antara foremilk (ASI awal) dan hindmilk (ASI akhir) yang Ibu hasilkan.

Jika Ibu terus memproduksi ASI secara berlebih meski pola penyusuan bayi Ibu sudah tetap, Ibu dapat memerahnya sebagian dan menyimpannya untuk diminumkan nanti. Pastikan tidak memerah terlalu banyak atau memerah di sela-sela menyusui, karena hal ini akan membuat tubuh memproduksi lebih banyak ASI untuk memenuhi permintaan ekstra.

ASI yang menyemprot

Pada sebagian ibu, ASI dapat menyemprot dengan deras, sebagai efek samping dari produksi ASI yang terlalu banyak atau masalah lain. Hal ini dapat membuat bayi kaget dan membuat sebagian bayi menolak mengisap payudara.

Jika itu terjadi, perahlah sedikit ASI Ibu sebelum mengangsurkan payudara ke bayi Ibu . Atau, biarkan dia menyedotnya sampai susunya keluar, kemudian tahan semprotan pertama dengan handuk. Setelan alirannya sedikit tenang, berikan ASI kembali pada bayi Ibu .

Masalah terkait kebiasaan minum ASI bayi Ibu

Menolak payudara:

Jika bayi menolak payudara Ibu, biasanya itu merupakan cara dia untuk memberi tahu Ibu ada sesuatu yang salah. Mungkin karena si kecil nyeri akibat tumbuh gigi, atau sesak bernafas karena pilek.

Jika bayi tetap menolak payudara Ibu , cobalah untuk menyusui bayi Ibu saat dia sangat mengantuk, jaga agar ruangan tenang dan bebas gangguan. Ibu juga dapat mencoba posisi menyusui yang berbeda, atau bahkan mencoba menyusui sambil berjalan-jalan karena gerakan mengayun dapat menenangkan bayi Ibu .

Jika perlu berkonsultasilah ke dokter untuk memastikan tidak ada yang salah, seperti infeksi telinga atau kandida.

Menyusui dari satu payudara saja

Kadang-kadang bayi mengembangkan kesukaan pada salah satu payudara. Itu tidak berbahaya baginya, tapi Ibu perlu memberi kesempatan bagi kedua payudara Ibu untuk sama-sama memproduksi susu.

Jika bayi Ibu pilih-pilih, cobalah menyusui bayi Ibu dengan payudara yang bukan kesukaanya dengan posisi yang sama seperti ketika minum ASI dari payudara pilihannya. Jadi jika biasanya Ibu mengarahkan bayi Ibu ke payudara kiri, sekarang gerakkan menyamping ke payudara kanan (bukan memutar posisinya). Akan lebih nyaman jika Ibu menaruh bantal di bawah lengan penyangga.

Bayi suka menggigit

Biasanya bayi menggigit karena gusinya gatal, akibat tumbuhnya gigi barunya. Jika bayi akan mulai tumbuh gigi, biarkan dia belajar menggigit memakai mainan khusus untuk digigit. Dan jika dia menggigit Ibu, peluk lebih erat ke tubuh Ibu atau pencet hidungnya. Dengan begitu dia akan kesulitan bernafas lewat hidung, sehingga akan membuka mulut dan melepaskan gigitannya!

Mungkin saja kondisi itu dianggap permainan yang mengasyikkan buat si kecil. Membuat ibu berteriak, menurut si kecil merupakan permainan yang asyik. Jika memang begitu, bersikaplah tegas, katakan ‘jangan!’ dan letakkan dia selama beberapa saat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar